Memahami & Mencegah ketergantungan anak pada gadget
Memahami & Mencegah ketergantungan anak pada gadget |
Memahami & Mencegah ketergantungan anak pada gadget
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh para orang tua yang berbahagia, apa kabar? Semoga Anda dalam keadaan yang baik dan bahagia selalu.
Kali ini izinkan saya ingin berbagi pengalaman dan pendapat dengan anda dari sedikit yang saya tahu, tentang bagaimana mencegah dan mengatasi Kecanduan gadget pada anak-anak.
Hal ini merupakan konsern utama saya sudah sejak belasan tahun terakhir ini. Hal ini disebabkan karena banyak sekali orang tua yang :
1. Menanyakan bagaimana caranya mengatasi ketergantungan anaknya pada gadget, internet,. Games bahkan pornografi.
2. Semakin sering saya menemukan orang tua yg terkesan oleh saya seperti kalah kuat, kalah kata – kalah suara, atau lebih mudahnya tak berdaya menghadapi tuntutan anaknya untuk pegang atau punya HP, main games dan kegiatan dengan gadget lainnya.
Sudah jadi pemandangan biasa bukan? dimana saja baik di acara keluarga, di restoran, di apotik, di rumah sakit di tempat praktek Dokter dan berbagai tempat umum lainnya, banyak sekali anak-anak pada usia yang amat sangat muda: 2 sampai 6 tahun telah memegang gadget dan tenggelam dalam keasyikannya berjam jam.. Bahkan dekat Kompleks saya tinggal, saya temui kalau jalan kaki pagi anak anak sambil menggendong anak anak dibawah dua tahun disuapin makan pagi dan si anak pegang gadget!!
Penasaran dengan semua ini, saya mencoba mengambil data pada setiap seminar saya di kurang lebih 15 kota sejak Desember 2018 yang lalu sampai pertengahan bulan April ini. Ada 1543 responden yang mengisi kuesioner online sebelum acara berlangsung. Mereka ini umum nya adalah separuh atau sepertiga dari jumlah audience yang menghadiri seminar saya.. Cukuplah untuk menjadi contoh bagi keseluruhan peserta.
Pertanyaan yang saya ajukan adalah :
1. Sejak usia berapa Anda memperkenalkan handphone ke tangan anak anda?
Jawaban yang saya peroleh sangat mengejutkan sekali karena 34,4% orang tua muda memperkenalkan handphone ketangan dan mata anaknya sejak anak itu berusia 2 sampai 4 tahun dan 18,3% pada usia 4 sampai 6 tahun.
Sehingga kalau kita jumlahkan para orang tua telah memperkenalkan HP pada anak usia 2 sampai 6 th sebesar :52,7%.
Pertanyaan berikutnya adalah: Apa alasan anda untuk memperkenalkan HP pada anak usia sedemikian dini? Jawabannya adalah: Belajar lewat HP 44%, Main games 16%, supaya anteng 19% dan lain-lain 14% . Kemudian saya tanyakan lebih lanjut : Hal apa yang dikenalkan pada anak jawabannya adalah : 40% mengenalkan gallery, main games 25 %, YouTube 24% dan mengerjakan tugas 23%!.
Setiap kali mendapatkan data ini di kota yang berbeda, saya terpana!. Berapa luas sebenarnya orang tua muda melakukan hal yang sama terhadap anak-anaknya di seluruh negeri?? Ada apa sebenarnya dengan para orang tua muda ini??.
Menurut hemat saya ini bukan hanya terbatas pada ketidak -siapan untuk menjadi orang tua generasi "super millenials" tapi lebih jauh dari itu.
Tampaknya para orangtua ini kurang memiliki kemampuan diri untuk memiliki prinsip sebagai orangtua : Apa yang sepatutnya dilakukan, apa baik buruknya dan kesadaran akan konsekuensi yang ditimbulkan dari pilihan-pilihan yang diambil dalam proses pengasuhan yang dilakukan.
Anak usia dua sampai enam tahunan tentunya tidak tahu akan perlunya gadget dalam kehidupannya. Sesuai dengan alasan dan tujuan orangtua memperkenalkan gadget ketangan anaknya yang kita bahas di atas, kita tahu betul bahwa orang tua lah yang memperkenalkannya!. Orang tua ini bahkan menganggap bahwa gadget bisa sebagai ajang untuk belajar dan untuk supaya anak itu anteng.
Informasi ini menunjukkan bahwa banyak sekali hal yg tidak diketahui oleh orangtua muda ini:
1. Bahwa apa saja yang dilihat dan dimainkan anak di gadget sangat menarik bagi anak dan memang dibuat seperti itu. Kata kata dan kalimat yg ada dl group wassap saja bagi orang tuanya sudah membuat mereka tidak bisa melepaskan gadgetnya walaupun cuma sebentar, apalagi ini mainan dan berbagai materi pelajaran yang dibuat sedemikian menariknya berwarna-warni dan dengan suara pula. Pantaslah mereka sangat tergantung, mau Lagi dan Lagi.semakin hari semakin susah memisahkan mereka dari gadget ibunya.
2. Orang tua juga nampaknya abai terhadap tahapan perkembangan anak. Usia dua tahun harusnya bisa apa begitu juga tahapan usia selanjutnya.
Dan tahapan perkembangan ini bukan hanya mengukur perkembangan fisik saja saja tapi juga berbagai aspek perkembangan lainnya : emosi, sosial, kecerdasan dan spiritual.
3. Perkembangan otak anak yang luar biasa pada usia emas ini sudah pasti akan sangat terganggu sehingga tak akan bisa optimal bahkan mungkin mengalami kerusakan!.Belum lagi gangguan gangguan pada mata yang terpaksa fokus pada layar yag terlalu kecil dan sinar biru yang dikeluarkannya. Belum kemungkinan kejang jari dan gangguan tulang belakang karean duduk tak tepat berlama lama!. Belum lagi gangguan psikologis lainnya.
4. Ketergantungan anak pada gadget sangat jelas akan menghambat berbagai proses belajar yang seharusnya dilalui anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai usianya.
5. Salah satu tujuan orangtua memperkenalkan anak pada gadget adalah untuk main games!. Yang saya paling kawatirkan jangan jangan orangtua ini belum terekspos pada informasi bahwa kecanduan games menurut WHO yang dirilis pertengahan tahun lalu, mengakibatkan gangguan mental!. Kalau anak sudah diperkenalkan pada game sejak usia dini, usia berapa diharapkan anak ini mengalami gangguan mental?.
6. Satu hal penting lainnya yang dilupakan oleh orang tua adalah pornografi. Youtube yg dilihat, games yang dimainkan tidak bisa dihindari mengandung unsur pornografi. Bila anak tak bisa diawasi dan dibatasi ketergantungannya pada P maka berdasarkan penelitian ilmiah yang pernah kami lakukan,besar kemungkinan ia akan mengalami penyusutan otak depan sebesar 4,4% pada usia 12 tahun atau mungkin lebih muda. Bagian otak depan tersebut yang membedakan kita manusia dengan binatang!.
Jadi bagaimana? Apa yg harus kita lakukan?.
1. Memahami masalah yang telah diuraikan di atas tadi kita tahu bahwa akar masalahnya terletak pada orang tua.
Jadi dalam hal ini untuk mencegah agar anak-anak kita tidak kecanduan gadget yang pertama perlu dilakukan adalah orang tua bersedia untuk menengok kedalam dirinya sendirinya dulu, baik sebagai ibu maupun sebagai ayah .
Sebetulnya masing masing kita harus berani mempertanyakan apa yang kurang, keliru dan salah dari pengasuhannya dulu yang membuat kita tidak bisa mempunyai prinsip dalam pengasuhan anak-anak kita sekarang ini?.
Maafkan lah dan minta ampunkanlah orangtua atau siapa saja yg mengasuh dan membesarkan kita. Mungkin beliau tidak sengaja dan tidak bermaksud melakukan kekeliruan dan kesalahan tsb. Dan mungkin beliau tak berkesempatan menerapkan aturan aturan dalam agama dan bersinggungan dengan ilmu bagaimana mengasuh lebih baik.
Sederetan pertanyaan perlu diajukan kedalam diri :
Apakah ortu muda ini dulu diasuh terlalu keras sehingga sekarang dia ingin lebih memberikan kebebasan kepada anak anaknya sejak mereka kecil?
Apakah masa kecil nya dulu begitu perihnya, mau dapat atau memiliki apa saja susah banget, sehingga dia ingin memberikan kesenangan dan memanjakan serta memudahkan anak ya untuk mendapatkan apa yang dia mau di usia yang sangat dini?.
Apakah pengalaman masa kecil dulu membuat dia sangat tertekan sehingga tidak cukup punya ketahanan diri sehingga sekarang tidak tahan kalau melihat ada anak tetangga atau sepupu anaknya punya gadget sehingga dia akan merasa sedih apabila tidak memberikan hal serupa pada anak-anaknya?.
Jadi pengenalan diri ini lah yang penting bagi ayah dan ibu, karena dengan mengenali diri lebih dalam, kita jadi tahu kekeliruan apa yang telah kita lakukan selama ini dan kemudian darimana dan bagaimana merubahnya.
2. Menyadari sepenuhnya bahwa dengan perkembangan teknologi sekarang ini maka sesungguhnya pengasuhan anak sangat beresiko di kontrakan ke tangan orang lain. Diasuh oleh ortu sendiri saja berat apalagi di sub kontrakkan.
Hidup ini punya banyak sekali PILIHAN, hak memilih ada pada anda tapi tolong tanggung kan sekalian RESIKONYA.
3. Sebagai orang tua muda sepatutnya anda sudah tahu semua resiko dari ke canduan gadget, games dan pornografi. Berapa banyak uang yang sedang dan sudah dikumpulkan? Tidakkah perlu anda khawatir kalau semua itu akan tidak cukup untuk membayar biaya anak yang otaknya terganggu atau menyusut?
4. Anak harus tumbuh sesuai dengan usianya berikanlah mereka kesempatan untuk menjadi dirinya. Tidak untuk menjadi anak yang lebih besar atau orang dewasa terlalu cepat. Jadi ciptakan lingkungan yg sehat, alihkan perhatiannya dengan memberikan mereka permainan, tantangan, perhatian cinta dan kasih sayang bukan memperkenalkannya pada gadget di usia yang sangat ini ketika otaknya belum sempurna bersambungan. Tapi kalau malas melakukan semua itu, memang itu penyakit yang tidak ada obatnya!.
5. Seandainya anda ingin memperkenalkan juga gadget ke tangan anak, sesuaikanlah dengan usianya. Anak diatas 8 th sudah bisa diajak duduk dan membicarakanlah positif dan negatifnya sesuai umur dan daya tangkapnya.
Atur dan sepakati penggunaannya, dampingi, arahkan dan diskusikan.
Selamat mengikuti berbagai kegiatan di RKR ini, semoga Allah memberi kita kesempatan lain untuk kita bisa membahas hal ini lebih detail lagi.
Insha Allah
Salam pembelajar!
Elly Risman