Apang panas! Makanan jadul khas kendari yang kembali naik daun dan di minati banyak orang.
Apang. Makanan khas kendari |
Setiap daerah tentu mempunya makanan jadulnya masing-masing. Makanan sederhana yang karena berubahnya jaman menjadi jarang ditemukan, menjadi langka. Bahkan kalaupun ada tentu sudah mengalami modifikasi bentuk dan rasa. Semuanya untuk mengikuti perkembangan jaman dan menarik minat dari pembelinya.
Salah satunya yang akan kita bahas adalah kue apem khas kendari. Karena disana terbiasa menyebut huruf N dan M dengan akhiran NG jadinya apam/apem menjadi tersebut apang.
Ramainya peminat apang di kendari dituliskan oleh arham abucaca di akun facebooknya :
Selain gempuran ayam geprek dan bakso bakar, daerah saya di Kota Kendari juga mulai masuk ekspansi apang panas dari Selatan. Tumbuh sporadis di beberapa titik, ibarat cendawan di musim hujan. Uniknya, meskipun dalam dunia kuliner lokal apang ini tergolong pemain lama, tapi kali ini antrian kadang mengular anakonda.
Apang panas berasal dari Sidrap atau Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Sebenarnya gak ada yang begitu istimewa dari penganan tradisional ini, rasanya juga gak jauh beda dengan apang-apang biasa. Bahannya sama saja; tepung beras, gula merah, ragi dan topping kelapa parut. Tapi praktisi sekaligus penikmat apang addict kayak istri saya, bisa mendeteksi mana apang yang murni dari beras dan mana yang sudah dicampur dengan terigu, dengan hanya sedikit mengecap atau melihat tekstur rekahannya. Istri saya memang core of the core dalam dunia perapangan, maqomnya sudah manunggaling kawula apang.
Apa yang membedakan apang kali ini dengan apang-apang biasa? Yang dijual sebagai vocal point mungkin cuma tambahan kata "panas". Ya, apang yang lagi marak ini memang disajikan panas-panas, diangkat langsung dari kukusan dengan asap yang masih mengepul membahana laksana panggung konser Soneta. Garansi panas ini yang menarik minat customer, karena kalo sudah dingin rasanya konon jadi hambar. Sama kayak sikap kamu padanya.
Trus apa yang membuat apang ini tiba-tiba jadi fenomena? entahlah, mungkin karena orang-orang sudah mulai jenuh dan bingung dengan semakin banyaknya pilihan kuliner rasa baru, ingin kembali bernostalgia dengan kue-kue jaman baheula. Atau boleh jadi juga karena trend remake judul-judul lama, kayak warkop DKI reborn dan variannya.
Bahkan bagi pebisnis yang jeli melihat peluang, tinggal tunggu waktu apang ini bisa saja masuk ke gerai-gerai high class, tinggal dikasih nama baru, rice cake and grated coconut, misalnya.
Kalo ada yang ngomong ini kok kayak apem? Ya, ini memang kue apem atau apam.
Lidah bugis terbiasa melafal akhiran konsonan M atau N diganti dengan NG, begitu pula sebaliknya.
Bagi orang bugis, apam jadi apang, malam kadang diganti jadi malang, ayam menjadi ayang, kolam ikan menjadi kolang ikang.
Sampe di sini, pahang? yang tidak pahang dimohong diang.
Jadi, makanan jadul apa lagi yang kamu inginkan?