7 Dongeng untuk Anak yang Bagus dari Dalam Negeri Indonesia
Dongeng adalah cerita yang mengandung pesan moral atau hikmah yang dapat menghibur dan mendidik anak-anak. Dongeng biasanya bersifat khayal dan mengandung unsur-unsur fantastis, seperti tokoh binatang yang bisa berbicara, peri, raksasa, dan sebagainya. Dongeng juga dapat mengenalkan anak-anak pada budaya dan tradisi bangsa sendiri maupun bangsa lain.
Berikut adalah 10 dongeng untuk anak yang bagus dari dalam negeri Indonesia yang dapat Anda baca bersama anak-anak Anda.
1. Si Kancil dan Buaya
Dongeng ini menceritakan tentang kelicikan si kancil yang berhasil menipu buaya-buaya untuk menyeberangi sungai. Si kancil mengaku ingin menghitung jumlah buaya di sungai dan meminta mereka untuk berbaris dari satu tepi ke tepi lain. Setelah buaya-buaya berbaris, si kancil pun melompat dari kepala buaya satu ke kepala buaya lainnya hingga sampai di seberang. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk berpikir cerdas dan tidak mudah tertipu.
2. Timun Mas
Dongeng ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Timun Mas yang lahir dari sebutir biji timun yang diberikan oleh raksasa kepada sepasang suami istri yang tidak memiliki anak. Namun, raksasa tersebut menetapkan syarat bahwa Timun Mas harus dikembalikan kepadanya saat berusia 17 tahun. Ketika Timun Mas tumbuh besar, ia pun melarikan diri dari raksasa dengan membawa empat benda ajaib yang diberikan oleh ibunya, yaitu garam, cabai, mentimun, dan terasi. Keempat benda tersebut dapat berubah menjadi hal-hal yang dapat menghalangi raksasa, seperti lautan, api, hutan, dan lebah. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk berani dan pantang menyerah.
3. Bawang Merah dan Bawang Putih
Dongeng ini menceritakan tentang kehidupan Bawang Putih yang menderita karena perlakuan ibu tiri dan kakak tirinya yang bernama Bawang Merah. Bawang Putih selalu disiksa dan dijadikan pembantu rumah tangga. Suatu hari, Bawang Putih bertemu dengan seorang nenek tua yang memberinya seekor ikan ajaib yang dapat memenuhi segala keinginannya. Namun, ikan tersebut dicuri oleh Bawang Merah dan ibu tirinya. Akhirnya, Bawang Putih mendapatkan bantuan dari seorang pangeran yang jatuh cinta padanya dan membawanya ke istana. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk bersyukur dan baik hati.
4. Malin Kundang
Dongeng ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang yang meninggalkan ibunya untuk merantau ke negeri seberang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang kembali ke kampung halamannya dengan membawa istri dan kapalnya yang besar. Namun, ia malu mengaku sebagai anak ibunya yang miskin dan tua. Ia bahkan menghardik dan mencaci ibunya di depan umum. Akibatnya, ibunya murka dan mendoakan Malin Kundang menjadi batu. Doa ibunya pun terkabul dan Malin Kundang berubah menjadi batu bersama kapalnya. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk hormat dan sayang kepada orang tua.
5. Sangkuriang
Dongeng ini menceritakan tentang kisah cinta terlarang antara Sangkuriang dan Dayang Sumbi yang ternyata adalah ibu dan anak. Sangkuriang tidak mengetahui bahwa Dayang Sumbi adalah ibunya karena ia dibuang saat masih bayi oleh Dayang Sumbi sendiri karena telah membunuh seekor anjing peliharaannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah ayah Sangkuriang yang dikutuk menjadi anjing oleh Dewa Batara Guru karena telah melanggar sumpahnya untuk tidak menyentuh Dayang Sumbi selama 12 tahun. Ketika Sangkuriang dewasa, ia pun kembali ke tanah kelahirannya dan jatuh cinta pada Dayang Sumbi yang awet muda karena memiliki benang ajaib yang dapat membuatnya tetap cantik. Dayang Sumbi pun menyukai Sangkuriang tanpa mengetahui bahwa ia adalah anaknya sendiri. Ketika Dayang Sumbi mengetahui hal tersebut, ia pun mencoba menggagalkan pernikahan mereka dengan memberikan syarat mustahil kepada Sangkuriang, yaitu membuat sebuah telaga dan sebuah perahu dalam semalam. Sangkuriang hampir berhasil menyelesaikan syarat tersebut dengan bantuan makhluk-makhluk gaib, namun Dayang Sumbi pun curang dengan membuat fajar menyingsing lebih cepat dengan menyebarkan benang ajaibnya ke langit. Sangkuriang pun marah dan menendang perahu yang telah dibuatnya hingga terbalik dan menjadi gunung Tangkuban Perahu. Ia juga memukul telaga hingga menjadi gunung Burangrang. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk tidak melawan takdir dan menjauhi perbuatan dosa.
6. Lutung Kasarung
Dongeng ini menceritakan tentang seorang putri bernama Purbasari yang diusir dari kerajaan oleh adiknya yang iri hati bernama Purbararang. Purbasari dibuang ke hutan bersama dengan seekor lutung hitam yang ternyata adalah seorang dewa bernama Guruminda yang dikutuk menjadi lutung oleh Dewa Batara Guru karena telah melawan perintahnya untuk tidak turun ke dunia manusia. Lutung Kasarung pun membantu Purbasari untuk hidup di hutan dan memberinya obat untuk menyembuhkan penyakit kulitnya yang disebabkan oleh kutukan Purbararang. Setelah sembuh, Purbasari pun kembali ke kerajaan dengan bantuan Lutung Kasarung dan berhasil merebut tahta dari Purbararang dengan menjawab teka-teki dari seorang pangeran tampan bernama Indrajaya yang ingin memilih salah satu dari mereka sebagai istrinya. Indrajaya pun memilih Purbasari sebagai istrinya karena terpesona oleh kecantikan dan kecerdasannya. Lutung Kasarung pun ikut bahagia melihat Purbasari bahagia dan akhirnya terlepas dari kutukannya menjadi dewa kembali setelah mendapat ampunan dari Dewa Batara Guru. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk sabar dan rendah hati.
7. Keong Emas
Dongeng ini menceritakan tentang seorang putri bernama Candra Kirana yang dikutuk menjadi keong emas oleh seorang penyihir jahat bernama Raden Putra Kusuma karena ditolak cintanya. Candra Kirana adalah putri dari Raja Kertamarta dari Kerajaan Daha yang telah dijodohkan dengan Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan sejak lahir. Raden Putra Kusuma adalah putra dari Raja Prabu Menak Pringgadani dari Kerajaan Banyu Biru yang juga ingin mempersunting Candra Kirana sebagai istrinya dengan cara menyerbu Kerajaan Daha dengan pasukannya. Namun, ia gagal karena ditolong oleh Raden Inu Kertapati yang datang bersama pasukan Kerajaan Kahuripan untuk menjemput Candra Kirana sebagai tunangannya. Raden Putra Kusuma pun marah dan menyamar menjadi seorang pendeta tua untuk mendekati Candra Kirana saat ia sedang mandi di sungai bersama para dayang-dayangnya. Ia pun memberikan sebuah kalung emas kepada Candra Kirana sebagai hadiah pernikahan dengan Raden Inu Kertapati tanpa diketahui bahwa kalung tersebut telah diberi mantra jahat oleh Raden Putra Kusuma agar Candra Kirana berubah menjadi keong emas saat memakainya di lehernya. Candra Kirana pun berubah menjadi keong emas sesuai rencana Raden Putra Kusuma dan dibawa